Sabtu, 21 Februari 2015

METAMORFOSIS KEHIDUPAN



METAMORFOSIS KEHIDUPAN

            Waktu itu pada tanggal 23 Juni 1993 di Jurug, Ponorogo, ada seorang anak yang terlahir dan ia bernama Kevin Rico dan dipanggil dengan Rico, anak yang terlahir di Rumah Sakit dengan sehat ini sangat ditunggu-tunggu oleh kedua orang tuanya. Dengan perasaan bahagia oleh keluarganya ia dengan kasih sayang oleh kedua orang tuanya ia dididik dan diajarkan beberapa hal hingga pada usia 2 tahun ia sudah bisa merangkak, 1 tahun kemudian yakni pada usia ke 3 tahun ia sudah mulai bisa berbicara namun masih tidak lancar hingga menjelang memasuki tahun ke 4 ia sudah bisa berjalan dan berbicara dengan lancar.
Ketika umurnya sudah memasuki 4 tahun ia dimasukkan di taman kanak-kanak di daerah Jurug tempat ia dilahirkan, ia ditempatkan di kelas nol kecil selama beberapa bulan untuk percobaan dan setelah beberapa bulan ia dipindahkan ke nol besar. Setiap harinya Rico diantar dan di tungguin sama ibunya hingga pulang sekolah. Masa ini adalah masa yang paling menyenangkan sebab kebanyakan bermain sambil belajar. Kemudian setelah lulus dari pendidikan Taman Kanak-Kanak ia lalu melanjutkan ke Sekolah Dasar.
Waktu SD adalah masa kecil yang sangat menyenangkan bagi Rico dan tak akan terulang dalam hidupnya dengan canda tawa dan keceriaan. Ia pada waktu itu sekolah SD di SDN JURUG I dimana letaknya berada di sekitar rumahnya kira-kira berjarak 50 meter dari rumahnya sehingga jika ia ingin kesekolah cukup dengan berjalan kaki saja. Saat pertama masuk sekolah perasaaan Rico sangat senang dan mempunyai banyak teman. Pertamanya Rico diantar kesekolah karena masih malu-malu sama teman yang lain tetapi lama kelamaan Rico pun berangkat kesekolah bersama kakak dan teman yang kebetulan bertetangga jadi mereka selalu bareng. Waktupun berlalu proses belajar mulai aktif dan di dalam kelas itu Rico yang paling dikenal sama ibu guru karena Rico yang selalu mengerjakan tugas di atas papan tulis dan dikenal sebagai terrajin yang datang kesekolah. Waktupun berlalu hingga ia naik ke kelas II. Yang paling berkesan yaitu saat ujiannya selalu bagus dan peringkatnya baik. Dan pengalaman yang sangat menjengkelkan waktu berada di kelas IV Rico di pukul sama gurunya karena salah dalam menghafal perkalian sampai 10 pengalaman itu sangat membuat Rico malu sama teman-teman yang lainnya walaupun ada beberapa teman lainnya juga yang salah seperti Rico dan akhirnya pelajaran matematika adalah pelajaran menantang dalam hidupnya dan menjadi pelajaran kesukaannya. Ada satu pelajaran yang sangat dia benci yaitu bahasa daerah karena gurunya killer makanya mereka memberi sebutan nama ibu gurunya yaitu ibu guru killer. Waktupun berlalu hingga ia naik ke kelas VI dan melalui yang namanya ujian dan hasil paling menyenangkan yaitu saat ia lulus dengan hasil peringkat 10 besar diantara angkatannya yaitu pada tahun 2007 dan memperoleh ijazah SD.
Enam tahun pun berlalu, dengan hasil yang sangat memuaskan ia pun memberanikan diri untuk mendaftar di sekolah unggulan yaitu di SMPN 1 SOOKO dengan ditemani orang tuanya. Setelah melewati ujian, Rico pun akhirnya dinyatakan lulus dan diterima di SMPN 1 SOOKO.
Saat Rico pertama masuk di SMPN 1 SOOKO di kelas 1 SMP (Kelas 7) dan di dalam kelasnya itu ternyata ada tetangganya lagi. Jadi mereka selalu pulang bareng dan naik angkot sampai kedepan jalan raya. Waktu itu Rico terpilih jadi ketua kelas saat itu. Seiring berjalannya waktu dengan suka duka jadi anak SMP yang mulai banyak pelajaran yang harus dihadapi. Waktu itu didalam kelas Rico selalu dijodoh-jodohkan sama teman kelas. Beberapa bulan kemudian hingga Rico naik ke kelas 8 dan terpisahkan dengan teman-teman lainnya. Namun dengan teman yang baru dalam kelasnya ia pun bisa beradaptasi dan berteman hingga kelas 9 ia pun tetap satu kelas walaupun ada beberapa orang yang terroling dikelas lain.
Banyak pengalaman suka duka sejak SMP yang paling berkesan adalah ia terpilih jadi ketua kelas selama tiga tahun berturut-turut dan prestasinya tetap tertahankan dengan selalu mendapat peringkat hingga lulus SMP dan mendapatkan Ijazah SMP, dan untuk pengalaman buruknya adalah saat ia gagal mengikuti festival musik yang cukup populer dikotanya karena terkendala oleh dana. Namun ia tidak merasa putus asa dan tetap semangat karena ia ingin mencoba lagi untuk mengikuti festival musik tersebut pada tingkat SMA.
Pada waktu SMA, Rico melanjutkan pendidikannya di salah satu SMAN di Ponorogo yaitu SMA NEGERI 1 PULUNG. Saat itu Rico memulai pendidikannya di kelas satu dan mendapatkan pelajaran yang paling dia suka yaitu pelajaran IPS dan Bahasa Indonesia karena dia suka bercerita dan aktif dalam kelas. Namun satu tahun pun berlalu hingga ia naik ke kelas dua dimana masa SMA sangat menyenangkan mulai dari berhasil mengikuti festival musik yang ingin dia ikuti sejak SMP, dan kebersamaan dengan teman dan tradisi akhir tahun yaitu melakukan rekreasi bersama teman dan wali kelas dan banyak kegiatan-kegiatan lainnya hingga saatnya ia lulus dengan hasil yang memuaskan pada tahun 2013. Setelah lulus merekapun mengadakan perpisahan dengan teman-teman se Angkatan lainnya. Hingga akhirnya Rico dan teman-teman berpisah dengan menempuh jalan masing-masing ada yang memilih untuk melanjutkan pendidikan, kerja hingga ada pula yang menikah. Namun Rico memilih untuk meneruskan pendidikannya pada salah satu Universitas Negeri karena ia ingin memiliki gelar pendidikan yang tinggi agar nantinya ia bisa mencari pekerjaan dengan mudah.       
            Pada jenjang pendidikan Perguruan Tinggi ia memilih untuk melanjutkan di Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dengan Jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran. Jurusan tersebut ia pilih karena pada suatu saat nanti ia ingin menjadi seorang pendidik. Harapannya jika ia sudah lulus di UNESA adalah ingin cepat bekerja, menjadi orang sukses dan bisa membantu kebutuhan orang tua.