METAMORFOSIS
KEHIDUPAN
Waktu
itu pada tanggal 23 Juni 1993 di Jurug, Ponorogo, ada seorang anak yang
terlahir dan ia bernama Kevin Rico dan dipanggil dengan Rico, anak yang
terlahir di Rumah Sakit dengan sehat ini sangat ditunggu-tunggu oleh kedua
orang tuanya. Dengan perasaan bahagia oleh keluarganya ia dengan kasih sayang
oleh kedua orang tuanya ia dididik dan diajarkan beberapa hal hingga pada usia
2 tahun ia sudah bisa merangkak, 1 tahun kemudian yakni pada usia ke 3 tahun ia
sudah mulai bisa berbicara namun masih tidak lancar hingga menjelang memasuki tahun
ke 4 ia sudah bisa berjalan dan berbicara dengan lancar.
Ketika umurnya sudah memasuki 4 tahun ia
dimasukkan di taman kanak-kanak di daerah Jurug tempat ia dilahirkan, ia ditempatkan
di kelas nol kecil selama beberapa bulan untuk percobaan dan setelah beberapa
bulan ia dipindahkan ke nol besar. Setiap harinya Rico diantar dan di tungguin
sama ibunya hingga pulang sekolah. Masa ini adalah masa yang paling
menyenangkan sebab kebanyakan bermain sambil belajar. Kemudian setelah lulus
dari pendidikan Taman Kanak-Kanak ia lalu melanjutkan ke Sekolah Dasar.
Waktu SD adalah masa kecil yang sangat
menyenangkan bagi Rico dan tak akan terulang dalam hidupnya dengan canda tawa
dan keceriaan. Ia pada waktu itu sekolah SD di SDN JURUG I dimana letaknya
berada di sekitar rumahnya kira-kira berjarak 50 meter dari rumahnya sehingga
jika ia ingin kesekolah cukup dengan berjalan kaki saja. Saat pertama masuk
sekolah perasaaan Rico sangat senang dan mempunyai banyak teman. Pertamanya
Rico diantar kesekolah karena masih malu-malu sama teman yang lain tetapi lama
kelamaan Rico pun berangkat kesekolah bersama kakak dan teman yang kebetulan
bertetangga jadi mereka selalu bareng. Waktupun berlalu proses belajar mulai aktif
dan di dalam kelas itu Rico yang paling dikenal sama ibu guru karena Rico yang
selalu mengerjakan tugas di atas papan tulis dan dikenal sebagai terrajin yang
datang kesekolah. Waktupun berlalu hingga ia naik ke kelas II. Yang paling
berkesan yaitu saat ujiannya selalu bagus dan peringkatnya baik. Dan pengalaman
yang sangat menjengkelkan waktu berada di kelas IV Rico di pukul sama gurunya
karena salah dalam menghafal perkalian sampai 10 pengalaman itu sangat membuat
Rico malu sama teman-teman yang lainnya walaupun ada beberapa teman lainnya
juga yang salah seperti Rico dan akhirnya pelajaran matematika adalah pelajaran
menantang dalam hidupnya dan menjadi pelajaran kesukaannya. Ada satu pelajaran
yang sangat dia benci yaitu bahasa daerah karena gurunya killer makanya mereka memberi
sebutan nama ibu gurunya yaitu ibu guru killer. Waktupun berlalu hingga ia naik
ke kelas VI dan melalui yang namanya ujian dan hasil paling menyenangkan yaitu
saat ia lulus dengan hasil peringkat 10 besar diantara angkatannya yaitu pada
tahun 2007 dan memperoleh ijazah SD.
Enam tahun pun berlalu, dengan hasil
yang sangat memuaskan ia pun memberanikan diri untuk mendaftar di sekolah
unggulan yaitu di SMPN 1 SOOKO dengan ditemani orang tuanya. Setelah melewati
ujian, Rico pun akhirnya dinyatakan lulus dan diterima di SMPN 1 SOOKO.
Saat Rico pertama masuk di SMPN 1 SOOKO
di kelas 1 SMP (Kelas 7) dan di dalam kelasnya itu ternyata ada tetangganya
lagi. Jadi mereka selalu pulang bareng dan naik angkot sampai kedepan jalan
raya. Waktu itu Rico terpilih jadi ketua kelas saat itu. Seiring berjalannya
waktu dengan suka duka jadi anak SMP yang mulai banyak pelajaran yang harus
dihadapi. Waktu itu didalam kelas Rico selalu dijodoh-jodohkan sama teman
kelas. Beberapa bulan kemudian hingga Rico naik ke kelas 8 dan terpisahkan
dengan teman-teman lainnya. Namun dengan teman yang baru dalam kelasnya ia pun
bisa beradaptasi dan berteman hingga kelas 9 ia pun tetap satu kelas walaupun
ada beberapa orang yang terroling dikelas lain.
Banyak pengalaman suka duka sejak SMP yang paling
berkesan adalah ia terpilih jadi ketua kelas selama tiga tahun berturut-turut
dan prestasinya tetap tertahankan dengan selalu mendapat peringkat hingga lulus
SMP dan mendapatkan Ijazah SMP, dan untuk pengalaman buruknya adalah saat ia
gagal mengikuti festival musik yang cukup populer dikotanya karena terkendala
oleh dana. Namun ia tidak merasa putus asa dan tetap semangat karena ia ingin
mencoba lagi untuk mengikuti festival musik tersebut pada tingkat SMA.
Pada waktu SMA, Rico melanjutkan
pendidikannya di salah satu SMAN di Ponorogo yaitu SMA NEGERI 1 PULUNG. Saat
itu Rico memulai pendidikannya di kelas satu dan mendapatkan pelajaran yang
paling dia suka yaitu pelajaran IPS dan Bahasa Indonesia karena dia suka
bercerita dan aktif dalam kelas. Namun satu tahun pun berlalu hingga ia naik ke
kelas dua dimana masa SMA sangat menyenangkan mulai dari berhasil mengikuti
festival musik yang ingin dia ikuti sejak SMP, dan kebersamaan dengan teman dan
tradisi akhir tahun yaitu melakukan rekreasi bersama teman dan wali kelas dan
banyak kegiatan-kegiatan lainnya hingga saatnya ia lulus dengan hasil yang memuaskan
pada tahun 2013. Setelah lulus merekapun mengadakan perpisahan dengan
teman-teman se Angkatan lainnya. Hingga akhirnya Rico dan teman-teman berpisah
dengan menempuh jalan masing-masing ada yang memilih untuk melanjutkan
pendidikan, kerja hingga ada pula yang menikah. Namun Rico memilih untuk
meneruskan pendidikannya pada salah satu Universitas Negeri karena ia ingin
memiliki gelar pendidikan yang tinggi agar nantinya ia bisa mencari pekerjaan
dengan mudah.
Pada
jenjang pendidikan Perguruan Tinggi ia memilih untuk melanjutkan di Universitas
Negeri Surabaya (UNESA) dengan Jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran.
Jurusan tersebut ia pilih karena pada suatu saat nanti ia ingin menjadi seorang
pendidik. Harapannya jika ia sudah lulus di UNESA adalah ingin cepat bekerja,
menjadi orang sukses dan bisa membantu kebutuhan orang tua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar